Patung Pattimura

Melihat
Patung Pattimura yang berdiri tegak, seolah mengingatkan kita pada memori masa
lalu. Bilamana Thomas Matulessy yang lebih dikenal dengan Kapitan Pattimura berjuang
melawan penjajah. Bentuk dari patung ini, Kapitan Pattimura sedang memegang
parang dan salawaku sebagai lambang perwalanan masyarakat Maluku terhadap
penjajah. Patung ini berada pada pusat kota dan menjadi kembagaan masyarakat
Maluku.
Lokasi
dari patung ini terletak di jalan Slamet Riyadi dan berdekatan dengan Gedung
Kantor Gubernur Maluku dan Benteng Victoria. Tempat dibangunnya patung ini adalah
tempat dieksekusi mati Kapitan Pattimura oleh penjajah Belanda.
Singkat cerita,Thomas
Matulessy adalah penduduk asli Saparua yang berjuang melawan Belanda pada tahun
1817. Ia hampir berhasil mengambil alih Benteng Duurstede di Pulau Saparua yang
dikuasai Belanda. Pada tanggal 15, bulan Mei tahun itu, Pattimura bersama
pengikutnya menyerang dan menguasai benteng tersebut, kemudian membunuh semua
prajurit dan masyarakat sipil, kecuali anak bungsu Van den Berg, Residen
Kasteel Duurstede. Belakangan, Pattimura dikhianati oleh salah satu raja (pemimpin
desa) di Saparua dan diserahkan kepada penguasa Belanda. Ia dikirim ke Ambon
untuk diadili hingga kemudian dikirim ke tiang gantungan.
Patung Pattimura yang
diresmikan pada peringatan Hari Pattimura ke-190, 15 Mei 2008 terbuat dari
perunggu setinggi 7 meter dan berat 4 ton. Pada Tembok-tembok tugu sudah diukir
sejarahnya, dimulai dari perjalanan Pattimura di tanah para raja dari awal peperangan
hingga wafatnya Pattimura di tiang gantung.

Demikian
cerita singkat tentang Patung Pattimura yang menjadi salah satu ikon kota
Ambon.
Komentar
Posting Komentar