Renungan Filipi 1:12-19; Memberitakan Injil Bukan Sebatas Pengakuan Belaka


Renungan Filipi 1:12-19
Memberitakan Injil Bukan Sebatas Pengakuan Belaka
·       
Jika kita melihat perjalanan Paulus penuh dengan berbagai persoalan. Sebab awalnya Paulus adalah orang yang sangat menentang agama Kristen bahkan tidak sedikit orang percaya dianiaya dan di bunuh.
Namun, oleh kasih karunia Allah Paulus mengalami pertobatan dan pembaharuan hidup. Paulus yang adalah seorang penentang berubah menjadi seorang yang taat untuk memberitakan injil sekalipun ia berada dalam penjara. Penjara bukanlah sebuah penghalang untuk tidak memberitakan injil. Hal ini dapat kita lihat pada teks bacaan Filipi 1:12-19 melalui keyakinan, komitmen dan keberanian yang ditunjukkan oleh Paulus kepada setiap orang berada didekatnya menjadi percaya bahkan ikut memberitakan injil.
Menjadi pertanyaan kritis bagi kita, dapatkah kita bersikap seperti Paulus yang walaupun berada dalam penjara, namun tetap memberitakan injil? Kita mungkin tidak dipenjara seperti Paulus. Tetapi seringkali kita terpenjara oleh berbagai penderitaan dan kesulitan. Kita mengalami pergumulan dan permasalahan. Mungkin ada yang terpenjara karena persoalan ekonomi, terpenjara karena konflik keluarga, terpenjara karena mengalami sakit bahkan pendidikan dan relasi.
Ingat satu hal, kondisi apapun yang kita alami, itu tidak membuat kita untuk tidak memberitakan injil. Salah satu bagian dari memberitakan injil adalah merasakan sukacita dan berani mengatakan kebenaran. Sebab, terkadang kondisi di sekitar kita yang selalu menentukan kemampuan kita untuk merasakan sukacita dan berani mengatakan kebenaran.
Seringkali kita tidak bisa mengatakan kebanaran, karena kita menjadi takut kehilangan jabatan, posisi-posisi yang strategis dalam pemerintahan maupun gereja, takut kehilangan teman bahkan keluarga.
Sekali lagi, ingatlah bahwa komitmen dan keberanian untuk mengatakan kebenaran dan merasakan sukacita dalam setiap kondisi, didasarkan pada keyakinan kita kepada karya Agung Allah dalam setiap kondisi.
Kita akan tetap berani mengatakan kebenaran dan merasakan sukacita dalam kondisi apapun. Apabila kita meyakini bahwa Allah berkarya dalam kondisi apapun yang kita alami. Jadi tugas kita adalah menemukan apa yang Allah kehendaki melalui kondisi apapun yang kita alami.
Paulus berhasil memahami karya Allah yang agung itu dibalik peristiwa yang dialaminya. Ini membuatnya untuk tetap mengatakan kebenaran dan bersukacita kendatipun berada dalam penjara. Ia mampu melihat dibalik pemenjaraannya, Allah menyatakan rencanaNya yang agung.
Apakah karya Allah dibalik pemenjaraan Paulus?
Pada ayat 12 menjelaskan adanya kemajuan injil. Kemajuan injil dilihat dari dua sisi, yaitu pertama, karena Paulus dipenjarakan, berita injil sampai ke istana. Raja dan penghuni istana tahu berita tentang Kristus. Telihat pada ayat 13, kedua kemajuan injil terlihat juga dari sisi pengikut-pengikut Paulus, ayat 14, 16, dinyatakan bahwa dengan dipenjaranya Paulus, pengikut-pengikut semakin berani dan giat memberitakan injil. Mereka tidak lagi takut dipenjarakan karena melihat teladan Paulus yang berani membela injil.
Paulus menyadari bahwa dibalik pemenjaraannya berita injil semakin meluas. Karena itu, ia bersukacita meski berada di penjara.
Allah punya alasan untuk setiap hal yang Ia inginkan terjadi dalam hidup kita. Menemukan alasan ini melahirkan sukacita dalam hidup kita. Namun memukan alasan ini tidak mudah. Karena membutuhkan kepekaan rohani. Seseorang yang mampu melihat kehendak Allah dibalik kondisi yang dialaminya adalah seseorang yang memiliki hubungan intim dengan Tuhan.

Jadi langkah awal untuk berani mengatakan kebenaran dan merasakan sukacita adalah memiliki hubungan yang intim dengan Allah. Dengan memiliki hubungan yang intim dengan Allah, kita akan memahami karya Allah dalam setiap kondisi yang kita alami. Ketika kita telah memahaminya, maka akan timbul sukacita.

Komentar

Postingan Populer