Manusia dalam Kontrol Media
Pada zaman informasi dan era digital sekarang ini, secara sadar maupun
tidak sadar media telah mengubah pola hidup dan cara berpikir masyarakat yang
tidak pernah terjadi sebelumnya. Perkembangan tersebut sudah menjadi kebutuhan
yang sangat mendasar di setiap kalangan masyarakat, mulai dari orang dewasa
sampai kepada anak-anak bahkan yang berada di bawah usia lima tahun pun sudah
dapat menggunakan media secara bebas. Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak
langsung manusia mulai memiliki sifat ketergantungan terhadap berbagai
pemberitaan yang disampaikan melalui media maupun berbagai situs yang
ditawarkan media. Perlahan-lahan manusia telah masuk dalam lingkaran penggunaan
media secara aktif dan masif. Cara hidup seperti ini mulai terpola secara terus
menerus, yang mana diawali dengan seseorang bangun di pagi hari sampai
beristirahat di malam hari tidak pernah berhenti untuk mengakses
informasi maupun berbagai situs melalui media.
Media yang dimaksud adalah media elektronik, dalam hal ini internet atau
media sosial yang dapat menghubungkan setiap individu atau kelompok tanpa batas
ruang dan waktu maupun usia dan jenis kelamin. Sehingga siap tidak siapnya
masyarakat, arus perkembangan media elektronik tetap hadir dan mempengaruhi
setiap lini kehidupan manusia. Begitu mudahnya seseorang atau kelompok dapat
mengakses media sosial tanpa batas sesuai kebutuhannya, mulai dari
konten-konten yang bersifat positif sampai yang sifatnya negatif. Di sisi lain
setiap individu atau kelompok juga dapat menyampaikan ide-ide kreatif maupun
ide-ide yang sifatnya mengacam atau menebar kebencian, fitnah maupun penghinaan
melalui media yang diakses. Misalnya melalui akun google, youtube, facebook,
instagram, twiter, dll. Hal ini tergantung dari selera setiap orang yang
menggunakan media tersebut. Karena itu pada tulisan ini akan dilihat tentang
bagaimana cara kerja media sosial mempengaruhi seseorang baik sebagai individu
maupun kelompok dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dewasa ini.
- Sisi Gelap Media Sosial (Internet)
Mesti disadari bahwa media sosial sebagai alat komunikasi yang sangat kuat
sekarang ini juga memiliki kelemahannya dibalik berbagai kecanggihan yang
ditawarkan. Sebab tidak selamanya berbagai hal yang ditawarkan melalui media
sosial dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam membangun relasi dengan
sesama. Dengan berkembangnya media sosial dari waktu ke waktu telah mengubah
tatanan kehidupan manusia yang saling menghargai satu dengan lain. Manusia
sering mempertontonkan kehidupan pribadinya maupun orang lain melalui media
sosial yang akses tanpa mempertimbangkan etika sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Apalagi penggunaan media sosial secara aktif di Indonesia bukanlah
hal yang baru lagi di kalangan masyarakat saat ini. Sehingga tidak heran, jika
penyalagunaan media sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu
juga marak terjadi. Seperti ujaran kebencian yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dalam bentuk hasutan, propokasi atau hinaan melalui perkataan,
perilaku, tulisan ataupun pertunjukkan yang dilarang karena dapat memicu
terjadinya konflik yang berujung pada hal-hal yang berbau SARA.
Salah satu perilaku masyarakat yang dengan mudah menebar kebencian melalui
media sosial, yaitu pada saat moment-moment politik untuk mendukung individu
atau kelompok tertentu yang dilihat sangat potensial sebagai publik figur tanpa
mempertimbangkan dampak dari komunikasi yang dapat mengganggu kehidupan sosial
kemasyarakatan. Seperti pada saat pemilihan gubernur DKI Jakarta berbagai
informasi atau komunikasi yang sifatnya negatif sangat dirasakan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketegangan antar kelompok masyarakat pun
tidak dapat dihindari bahkan agama menjadi lahan subur untuk menyalurkan
berbagai kepentingan yang sangat tidak manusiawi.
Ketika agama telah dimanfaatkan oleh individu atau kelompok yang tidak
bertanggungjawab, sejujurnya memberikan gambaran bahwa kekuatan informasi dan
komunikasi yang disebarkan melalui media sosial memiliki pengaruh yang sangat
besar. Orang begitu sensitif dan mudah terpancing amarahnya di saat isu agama
dibicarakan pada media sosial. Akhirnya orang tidak lagi melihat sebuah
informasi dan komunikasi yang dibangun secara objektif melainkan subjektifitas
itulah yang lebih diutamakan. Sikap saling mengaduh-domba antar kelompok yang
satu dengan kelompok yang lain disebar-luaskan melalui media sosial.
Begitu pula dengan postingan yang dilakukan oleh salah seorang pemuda
melalui akun facebooknya, sebut saja HF. Ia menampilkan gambar Ketua Umum PDI
Perjuangan Megawati Soekarno Putri sedang mengendong Presiden RI Joko Widodo
layaknya seorang balita. Melalui postingan tersebut HF diduga telah melecehkan
PDI Perjuangan dan seorang pemimpin negara (http://www.kompastimur.com/2018/02/dpd/pdip-maluku-bakal-dipolisikan-hamid.html?m=1).
Adapula yang dengan mudah membuat postingan pada akun facebooknya tentang
persoalan pribadinya. Akhirnya hal-hal yang bersifat privasi menjadi konsumsi
publik. Orang menjadi kehilangan jatidirinya dan tanpa sadar telah menjadi
‘budak’ media sosial . Artinya, dalam waktu yang bersamaan
seseorang dapat menjadi penyalur informasi atau komunikasi dan juga menjadi
penerima informasi melalui akun media sosial yang diaksesnya. Ketika informasi
dan komunikasi yang diterima maupun yang diberikan tidak difilter dengan baik
maka secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang
dalam membangun relasi dengan orang lain.
- Sisi Terang Media Sosial (Internet)
Media sosial pada dasarnya mengatarkan orang untuk memahami setiap segi
kehidupan ini baik suka maupun duka. Dengan kehadiran media sosial dapat
mendorong setiap individu atau kelompok untuk berempati dengan orang lain.
Artinya, secara langsung orang akan turut merasakan berbagai peristiwa yang
dialami orang lain walaupun tidak saling bertemu muka. Namun, setiap orang akan
saling terhubung dan menjadi sangat dekat satu dengan yang lain.
Pada satu sisi, seseorang akan dengan mudah membagikan pengalaman hidupnya
baik secara individu maupun kelompok melalui media sosial yang diakses untuk
dapat menginspirasi orang lain. Misalnya, video-video motivasi atau
metode-metode pembelajaran yang dapat mendorong orang lain untuk mengembangkan
potensinya. Itu berarti, dengan kehadiran media sosial telah memberikan
kemudahan bagi setiap individu atau kelompok yang ingin menambahkan pengetahuan
dan kreativitas tanpa harus bersusah payah mencarinya secara formal seperti
kursus, atau pelatihan tertentu. Selain itu pula, dengan perkembangan media
sosial yang begitu pesat telah membantu setiap individu atau kelompok untuk
dapat mengembangkan ekonomi keluarga atau berbisnis.
Di sisi lain, dengan mengakses media sosial setiap individu atau kelompok
dapat mengetahui berbagai peristiwa baik secara lokal, nasional maupun global
dalam bentuk berita, opini, interaktif atau refleksi. Sekalipun informasi atau
komunikasi tersebut jauh dari pesan-pesan komunikatif, akurat dan dapat
dipercaya. Hal ini sangat tergantung dari kemampuan masing-masing orang dalam
menangkap dan memberikan informasi atau komunikasi. Sebab pada kenyataannya ada
sebagian orang dengan mudah percaya terhadap informasi yang diterima tanpa
harus menganalisisnya lebih lanjut.
- Peran Media Sosial dalam Membentuk Opini Publik
Pada umumnya ide-ide yang disampaikan lewat media sosial sering ditunjukkan
kepada masyarakat luas maupun orang-orang tertentu dengan maksud tertentu pula.
Artinya, ada yang membagikan idenya dengan maksud menarik simpati atau
tanggapan orang banyak, seperti informasi seputar kehidupan sosial
kemasyarakatan berupa sosial-politik, ekonomi, budaya, agama, pendidikan maupun
hal-hal yang sifatnya pribadi. Disinilah sang pemberi informasi dengan penerima
informasi saling bertemu atau saling terhubung melalui media sosial yang
diakses walaupun tidak bertemu secara langsung. Orang akan dengan mudah
menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya berdasarkan informasi yang
diterima baik secara positif maupun negatif sangat tergantung dari pribadi yang
menerimanya.
Namun, tujuan utama dalam memberikan informasi dan komunikasi adalah
membentuk opini publik yang didasarkan pada rasa saling percaya serta kesadaran
akan kebutuhan bersama. Sehingga opini publik yang dimunculkan haruslah
berkualitas karena merupakan alat kontrol terhadap demokrasi. Opini publik itu
identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide,
pendapat, keinginan, kebutuhan, keluhan, kritik yang membangun dan kebebasan di
dalam penulisan. Pada satu sisi, opini publik itu merupakan efek dari kebebasan
dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat. Di sisi lain, opini publik erat
sekali dengan perilaku individu. Oleh sebab itu, berkualitas atau tidak opini
publik tersebut juga sangat berkaitan dengan mentalitas massa yang
bersangkutan.
Opini publik yang berkualitas hanya dapat dilakukan karena adanya kemauan
untuk memikirkan kebutuhan bersama dan semua pihak harus merasa puas. Maka
diperlukan kejujuran, integritas, loyalitas dalam menciptakan opini publik.
Orang lain tidak boleh dianggap bodoh, tidak bisa dibohongi, harus objektif dan
transparan. Jika hal ini dilakukan maka komunikasi akan menjadi berkualitas.
Karena adanya saling pengertian dan menerima orang lain apa adanya. Tidak
saling menuntut tetapi integritas, mengintegrasikan masing-masing kebutuhan,
keinginan, tuntutan saat itu demi keuntungan dan kepuasan semua pihak. Akhirnya
relasi akan semakin berkembang dan semakin kuat. Karena adanya saling percaya
dan keterbukaan itu sangat penting bagi terciptanya opini publik yang
berkualitas. Manusia sebagai individu maupun makhluk sosial haruslah memiliki
ketrampilan dalam berkomunikasi untuk menyampaikan ide-ide atau pendapat serta
pilihan untuk menggunakan media secara efektif dalam berkomunikasi.
- Menyikapi Lajunya Perkembangan Media Sosial
Kehidupan manusia dalam kontrol media sosial telah berkembang dari waktu ke
waktu serta menjadi mata rantai yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dilepas-pisahkan. Media sosial ada
untuk manusia dan manusia ada untuk media sosial. Keduanya saling mempengaruhi
bahkan saling menguntungkan maupun merugikan. Memang diakui bahwa kecangihan
alat elektronik apapun tidak dapat menandingi lajunya arus komunikasi dan
informasi melalui media sosial.
Dalam hitungan detik, sebuah informasi atau komunikasi dalam bentuk apapun
telah menyebar luas di seluruh belahan dunia. Sehingga boleh dikatakan dunia
ini berada dalam genggaman media sosial. Artinya secara sadar maupun tidak
sadar kehidupan manusia di berbagai belahan dunia telah berada dalam kontrol
media sosial. Manusia tidak lagi menjadi subjek melainkan menjadi objek dari
media sosial itu sendiri. Hal ini menjadi lingkaran komunikasi yang sulit
diputuskan baik sebagai penerima pesan maupun pemberi pesan. Namun bukanlah
berarti media sosial menjadi sesuatu yang buruk dan harus dibatasi
penggunaannya melainkan hal yang perlu diubah adalah mindset dari setiap orang
yang menggunakan media sosial tersebut. Sebab tujuan dari kehadiran media
sosial sebenarnya untuk menjawab kebutuhan manusia. Atau dapat dikatakan untuk
‘memanusiakan’ manusia bukan digunakan untuk menghancurkan setiap segi
kehidupan manusia yang menjadi objek dari media itu sendiri. Cara bepikir
seperti inilah mestinya dibangun secara terus-menerus. Agar setiap orang dapat
menyadari tujuan utama dalam menggunakan media sosial dan tidak hanya mengikuti
arus perkembangan media sosial belaka.
Komentar
Posting Komentar