Politik Jual Diri


Wahai para sahabatku, slogan “Jual Diri” tentunya bukanlah hal yang baru bagi kita. Apalagi dalam kehidupan bermasyarakat kata jual diri selalu identik dengan hal-hal yang sifatnya negatif. Tetapi melalui tulisan ini saya mencoba untuk melihat bahwa ternyata konsep jual diri itu juga bersifat positif. Contoh sederhana, di saat seseorang hendak melamar kerja pada lembaga tertentu. Di sana dimintakan data pribadinya serta CV-nya untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Jika CV-nya tidak ditulis dengan baik atau tidak memenuhi kriteria lembaga yang dituju maka ia dinyatakan gagal menjual dirinya pada perusahaan tersebut. Begitu pula sebaliknya.
Jadi, sebenarnya slogan atau konsep jual diri itu sangat tergantung dari cara berpikir masing-masing orang. Ketika berpikirnya positif maka hasilnya positif tetapi jika pikirannya negatif maka hasilnya juga negatif.
Terlepas dari negatif dan positifnya tentang konsep menjual diri, keduanya memiliki satu makna yang sama yaitu sesuatu yang berada dalam diri seseorang kemudian ditonjolkan bagi bagi dunia luar. Artinya, dalam diri seseorang terdapat sebuah keunggulan atau potensi diri yang tidak dimiliki oleh orang lain. Potensi diri inilah yang harus diasa dan diperlihatkan bagi dunia luar atau orang lain. Dengan bahasa yang sedikit keren, yaitu diberdayakan untuk memberdayakan. Namun, sangat berbahaya adalah ketika seseorang salah memanfaatkan potensi dirinya lalu terjerumus dengan hal-hal negatif yang tidak hanya membahayakan dirinya tetapi juga orang lain. Hal ini bisa saja dialami oleh setiap orang tanpa memandang latar belakang apapun.
Misalnya, seorang publik figur yang ingin menunjukkan potensi dirinya supaya dikenal oleh khalayak dengan tujuan tertentu, seperti dipilih menjadi kepala daerah. Apalagi dalam tahun ini dikenal sebagai tahun politik. Sudah pasti semua orang sibuk dengan menonjolkan keunggulan pasangannya atau bakal calonnya supaya dipilih. Menariknya, ada yang melakukan dengan cara-cara yang positif tetapi ada juga yang melakukan dengan cara yang negatif. Atau lebih dikenal dengan many politic. Bahkan saling menjatuhkan diantara para bakal calon kepala daerah menjadi hal yang biasa-biasa. Tujuannya adalah supaya bakal calonnya dipilih untuk menjadi kepala daerah.
Itulah sebabnya tulisan ini sengaja diberi judul “Politik Jual Diri”. Artinya, siapa saja berhak menjual diri bagi khalayak asalkan dengan maksud dan tujuan yang benar. Persoalan diterima atau tidaknya itu menjadi urusan pihak luar. Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah kemampuan seseorang yang mampu mengali potensi dirinya dan memperlihatkan bagi orang lain supaya orang lain dapat terinspirasi itu yang sangat penting.

Komentar

Postingan Populer