Allah Sumber Kehidupan
Allah Sumber Kehidupan
Biasanya dalam proses bergereja selalu
dilakukan rekruitmen perangkat pelayan untuk membantu tugas-tugas pelayanan. Melalui
upaya tersebut dilakukan pendekatan dengan beberapa orang anggota jemaat yang
dianggap sangat potensial. Menariknya, ketika dilakukan pendekatan dengan
anggota jemaat tersebut. Ternyata ada yang bersedia tetapi adapula yang tidak
bersedia. Bagi yang tidak bersedia tentu terdapat beberapa alasan mendasar,
misalnya memiliki tugas pokok di kantor, ditambah lagi dengan kebutuhan
keluarga yang selalu menyita waktu dan perhatian bahkan merasa tidak mampu
menjadi perangkat pelayan. Benar adanya, alasan tersebut. Memang disadari bahwa
terkadang kita menjadi orang yang super sibuk sampai mengalami kesulitan dalam
mengatur waktu.
Tetapi pernahkah kita berpikir sejenak
tentang apa yang menjadi tujuan hidup? Ketika kita memiliki begitu banyak
kesibukan. Secara sadar atau tidak sadar kita berada dalam kelompok orang-orang
yang memiliki kekuatiran berlebihan
terhadap hidup yang dijalani. Kekuatiran itu muncul sebagai akibat dari
ketidakmampuan kita membagi waktu. Kita menjadi lupa tentang sumber kehidupan
ini sesungguhnya adalah Allah.
Akhirnya, pikiran kita seluruhnya diarahkan
untuk pemenuhan kebutuhan secara jasmani. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi
kita menjadi kuatir. Kekuatiran tersebut meliputi dua hal yaitu ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan kekuatiran terhadap masa depan. Padahal
kita lupa bahwa pemenuhan kebutuhan sehari-hari hanyalah sebagai pelengkap
dalam hidup. Begitu pula dengan masa depan yang diidam-idamkan oleh kita. Melalui
Matius 6:33, kita diingatkan kembali tentang hal yang paling utama dalam hidup,
yaitu memuliakan Allah dan hidup sesuai kehendakNya. Apapun yang kita lakukan
haruslah mengarah kepada Allah sebagai sumber kehidupan. Dengan begitu
kehidupan kita akan diberkati dan kita menjadi orang-orang yang selalu
bersyukur. Walaupun kekuatiran itu selalu datang menghampiri kita.
Komentar
Posting Komentar