Hidup Menjadi Saksi Kristus


Suatu hari terjadi perdebatan antara seorang ibu dengan seorang anak remaja yang hidup bertetangga. Menarik sekali kedua orang itu ternyata memiliki status sebagai orang Kristen. Dalam perdebatan tersebut, anak remaja itu mengeluarkan kalimat yang tidak sepantasnya diucapkan bagi seorang ibu. Ibu itupun tidak mau kalah. Amarahnya semakin meluap-luap. Hingga ia melampiaskan amarahnya pada anak perempuannya yang baru berusia 7 tahun, yang pada saat itu berdiri persis disampingnya. Sangat disanyangkan begitu kuat ibu itu memukul putrinya sehingga menarik perhatian semua orang yang berada di sekitar tempat itu.
Kisah ini memberi gambaran bahwa terkadang kita sebagai orang-orang Kristen tidak mampu menjadi alat kesaksian. Terutama dalam tindakan maupun kata bagi sesama orang seiman. Bagaimana mungkin kita bisa menjadi saksi bagi orang-orang yang berbeda keyakinan dengan kita?
Melalui bagian Alkitab Kolose 4:5-6, mengajak kita sebagai orang-orang Kristen agar dapat bertingka-laku dengan penuh hikmat dan bijaksana terhadap setiap orang yang berada di sekitar kita baik dalam keluarga, gereja maupun masyarakat. Perilaku kita yang bijak dan baik membuka terjalinnya relasi yang baik dengan sesama sehingga memudahkan kita untuk melakukan tugas kesaksian. Pada bagian ini Paulus mendorong warga gereja agar cerdas melihat setiap sikap dan tindakan yang dapat menjadi instrumen kesaksian bagi sesama. Itu berarti relasi dengan Allah menjadi nyata melalui relasi dengan sesama.
Orang Kristen haruslah memiliki hubungan sosial yang baik dengan sesama dan dapat memanfaatkan waktu dengan baik, agar bisa menjadi seorang komunikator yang handal. Kita harus tahu kapan kita bisa berbicara dengan orang lain tentang iman kita. Kita tidak boleh mengkritik maupun mengancam saudara-saudara kita bahkan orang-orang yang berbeda keyakinan dengan kita sekalipun.

Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, gereja maupun masyarakat, sesungguhnya memberikan kesempatan bagi kita untuk bersaksi tentang Kristus. Perkataan kita haruslah mencerminkan kasih Kristus. Perkataan yang membangun dan memberikan semangat bagi orang lain serta siap mempertanggungjawabkan hidup dalam situasi apapun dan kepada siapapun. Jadi sebagai orang-orang Kristen kita perlu mengembangkan dua segi kesaksian, yaitu kesaksian kata-kata dan kesaksian hidup.

Komentar

Postingan Populer