"Digosipkan vs Mengosipkan"

Ketika aku dimintakan kesediaan untuk melayani ibadah salah satu organisasi mahasiswa, aku terpikir untuk membawakan tema diskusi tentang "Gosip". Bagiku, tema ini sangat menarik apabila dibicarakan dikalangan mahasiswa. Sebelum memulai diskusi, aku membagikan lembaran kertas kosong kepada setiap peserta ibadah. Aku mulai meminta mereka untuk menuliskan; bagaimana perasaan mereka ketika digosipkan dan apa tindakan mereka? Mereka diberikan waktu untuk menulis selama 5 menit.
Kemudian lembaran kertas tersebut dikumpulkan. Aku mulai meminta mereka untuk menjelaskan perasaan dan tindakan yang telah dituliskan. Menariknya 8 diantara peserta ibadah yang hadir menuliskan perasaan yang sama, yaitu
Kecewa, Tidak menerima, Marah bahkan Dendam. Secara tidak langsung perasaan negatif seperti ini telah menanamkan bibit-bibit kekerasan apabila tidak dikelola dengan baik. Selain perasaan negatif yang ditemukan ada pula yang menuliskan perasaan positif, yaitu Santai dan Sabar. Sayangnya perasaan positif seperti ini hanya dimiliki oleh 3 orang peserta.
Itu berarti cara pandang yang negatif lebih mendominasi kehidupan sehari-hari ketimbang cara pandang yang positif.
Terlepas dari perasaan yang telah dibicarakan, perlu dilihat juga tindakan apa yang harus dilakukan ketika digosipkan? Jawaban dari setiap peserta ibadah sangatlah beragam. Ada yang mengatakan akan menegur, menasehati, memaafkan dan mendoakan orang yang mengosipkan dirinya. Tetapi ada pula yang bersikap apatis terhadap orang yang mengosipkannya.
Berkaitan dengan perasaan maupun tindakan sangat tergantung terhadap cara pandang bahkan karakter hidup setiap orang. Jika cara pandangnya negatif maka akan menghasilkan tindakan yang negatif. Begitu pula sebaliknya. Namun, hal yang perlu diingat selalu adalah  semua orang tidak terlahir dengan penuh kesempurnaan. Tentu ada titik-titik kelemahan yang dialami dan dirasakan oleh setiap orang.
Cara hidup yang mengosipkan dan digosipkan bukanlah sesuatu yang lazim lagi. Membicarakan atau menyebarkan informasi negatif tentang kehidupan orang lain memang sangat menarik bagi sebagian orang. Orang-orang seperti ini memang tanpa disadari menghabiskan waktunya untuk memperhatikan kehidupan orang lain dan lupa untuk mengoreksi hidupnya secara pribadi. Sedangkan terhadap orang-orang yang digosipkan ada dampak positifnya maupun negatif.
Dampak positifnya yaitu orang-orang yang digosipkan secara tidak langsung telah dibantukan untuk melihat hal-hal yang mungkin saja dilupakan pada saat sibuk bekerja. Dengan kata lain mereka dibantu untuk mengevaluasi diri untuk lebih baik lagi. Sedangkan dampak negatifnya yaitu mereka akan terpengaruh terhadap hal-hal yang digosipkan bahkan lupa untuk mengembangkan diri.
Dengan demikian kesimpulannya adalah 1). Setiap orang tidak menginginkan dirinya digosipkan, itu berarti jangan mengosip.
2).  Sebelum membicarakan kehidupan pribadi orang lain, jangan lupa untuk mengoreksi diri terlebih dahulu.
3). Hidup yang dijalani bisa merupakan cara untuk membuktikan perkataan orang tentang siapa kita. Membuktikan dengan artian bahwa perkataan orang terhadap diri kita benar atau salah.

Komentar

Postingan Populer