Kepercayaan dan Pengkhianatan
Kepercayaan dan Pengkhianatan
Kepercayaan dan Pengkhianatan merupakan dua
hal yang saling bertentangan. Di satu sisi kepercayaan dijadikan sebagai cara
berpikir yang positif, ketika seseorang membangun relasi dengan orang lain.
Relasi yang dibangun secara intens akan memberikan kepercayaan yang semakin
kuat. Namun, berbeda halnya dengan pengkhianatan. Penghkianatan merupakan
tindakan menyimpang yang dilakukan seseorang, ketika membangun relasi dengan
orang lain. Oleh karena itu, sangat menarik jika kita berbicara tentang
kepercayaan dan pengkhianatan. Secara sederhana dari topik ini akan ditemui
bahwa dibalik kepercayaan pasti ada penghkianatan. Kedua hal ini selalu kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam hubungan suami – istri,
suami dapat saja menghkianati kepercayaan yang diberikan oleh istri ataupun
sebaliknya. Adapula dalam hubungan pekerjaan, bawahan dapat saja mengkhianati
kepercayaan yang diberikan oleh atasan bahkan berbagai relasi sosial lainnya.
Alkisah terdapat sepasang suami – istri yang
saling mencintai. Hubungan mereka sangat romantis sampai-sampai tidak ada
sedikit pun pertengkaran yang terlihat. Suatu ketika suaminya mendapatkan
kenaikan jabatan dari kantor tempat ia bekerja. Dengan jabatan barunya, ia
harus berpisah dengan keluarganya. Ia lebih banyak melakukan perjalanan keluar
daerah. Kemudian, ia baru berkumpul dengan keluarga setiap hari sabtu dan
minggu. Situasi ini, ia jalani selama kurang lebih 3 tahun. Singkat cerita,
selama pekerjaan yang dijalani, ia berjumpa dengan rekan-rekan kerja yang baru
terutama rekan kerja yang perempuan. Agar rekan kerjanya yang perempuan merasa
nyaman dan mau bekerjasama, ia mulai membuat pengakuan bahwa dirinya masih
lajang bahkan ia berusaha untuk meyakinkan rekan kerjanya bahwa pengakuannya
adalah benar.
Kisah ini merupakan salah satu kisah yang
selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang, untuk mendapatkan
sebuah pengakuan dari orang lain, kita melupakan kepercayaan yang telah
diterima sebelumnya. Orang melupakan jatidirinya, demi sebuah persabatan dengan
lingkungan barunya bahkan demi jabatan atau kekuasaan. Sehingga melalui Amsal
25:19 ada dua hal yang ditemui, yaitu pertama;
kepercayaan dari seorang penghkianat akan menjadi seperti gigi yang rapuh.
Kebijakannya, kekuatan dan kepentingan bahkan semua yang diandalkan untuk
mendukungnya dalam kefasikan, akan mencemarkannya pada masa kesesakan. Kedua, kepercayaan kepada penghkianat,
kepada orang yang disangka dapat dipercaya secara tidak langsung kita
bergantung kepadanya. Tetapi, ternyata yang terjadi malah sebaliknya.
Kepercayaan itu bukan saja tidak berguna tetapi juga menyakitkan dan
menjengkelkan terutama di masa kesesakan, kita sangat mengharapkan
pertolongannya.
Komentar
Posting Komentar