Aku Takut Kamu Pergi
Aku Takut Kamu Pergi
Lama tidak
berjumpa karena kesibukan masing-masing akhirnya waktu mempertemukan kami
berdua. Sejenak kami berdiskusi tentang pengalaman-pengalaman yang didapatkan
selama perjalanan. Ia mengatakan padaku; kawan, aku baru mengetahui bahwa
ternyata Kisar itu bagaikan Timur Tengah. Dengan candaan aku menjawabnya;
baguslah kalau begitu jangan pergi ke Timur Tengah (Isreael) lagi, biayanya
mahal lebih baik ke Kisar saja hitung-hitung biaya perjalanan bisa disisipkan
untuk kebutuhan yang lain. Apalagi yang kamu temui di sana kawan? Kembali aku
bertanya kepadanya. Aku melihat domba, kambing, kuda bahkan aku berfoto dengan
domba, jawabnya. Itulah kesan yang ia dapatkan saat menginjakkan kaki di pulau
Kisar. Kehadirannya di pulau kisar bersama beberapa orang tim dalam rangka
pencanangan Kisar Cerdas dan juga Kisar Bebas Sampah.
Menarik dan
mulia sekali kegiatan ini semoga dengan pencanangan tersebut menjadi ruang atau
pintu masuk untuk peningkatan sumber daya manusia maupun menjaga kelestarian
alam. Manusia yang cerdas adalah manusia yang menjaga dan merawat keutuhan ciptaan
seperti tubuhnya sendiri. Begitulah sedikit pemaknaaan tentang pencanangan
Kisar Cerdas dan Kisar Bebas Sampah.
Kegiatan
berlanjut ia bersama tim di bagi ke beberapa sekolah khususnya SD. Di sana ia
berjumpa dengan murid-murid yang telah berkumpul di salah satu ruangan sekedar
berdialog dengan mereka. Pejumpaan itu menurutnya sangat menarik ketika semua
murid diajarkan untuk patuh terhadap semua perintah yang disampaikan oleh guru.
Jika ada murid yang menyeleweng maka guru tidak segan-segan untuk menghukum
mereka. Begitu patuhnya murid terhadap guru hingga pertanyaan yang disampaikan pun
mereka tidak sanggup untuk menjawabya. Menurut temanku, ia sampai kesulitan
untuk membuka dialog dengan beberapa murid karena mereka tidak terbiasa untuk
menyampaikan pendapatnya sendiri. Padahal ruang-ruang belajar itulah tidak
hanya menjadi tempat untuk transfer ilmu pengetahuan melainkan juga transfer
nilai-nilai hidup termasuk didalamnya kemampuan dan kebebasan untuk
menyampaikan pendapat.
Jika
demikian, maka pencanangan Kisar Cerdas merupakan hal yang tepat. Cerdas yang
dimaksudkan tidak hanya ilmu pengetahuan melainkan juga perbuatan. Artinya
cerdas merupakan kesempurnaaan perkembangan akal budi atau cara berpikir dan
bertindak. Disinilah letak keseimbangan hidup manusia. Dengan kata lain, adanya
dialog antara kecerdasan emosional, intektual dan spiritual. Ketiga hal ini
menjadi aspek penting dalam membentuk pribadi-pribadi manusia yang handal dan
mampu bersaing.
Percakapan
kami terus berlanjut, ia mengatakan beberapa hal penting lainnya seperti ada
wacana yang berkembang bahwa Kisar akan menjadi ‘Kota Judi’. Mendengar hal itu
aku sangat terkejut. Entalah apa motif dibalik semua wacana tersebut. Tetapi
jauh dari lubuk hatiku semoga itu hanya wacana. Memang ironis sekali di saat semua
orang sangat berbahagia dengan pencanangan Kisar Cerdas bersamaan pula wacana
yang berkembang Kisar menjadi ‘Kota Judi’. Wacana ini bagaikan sebuah batu
besar yang digulingkan untuk menghambat proses pemurnian emas. Terlepas dari
benar atau tidak wacana tersebut, semua orang perlu mempersiapkan diri dalam
menghadapi tantangan maupun peluang. Seperti kata Alkitab berjaga-jagalah yang
terungkap dalam 1Tesalonika 5:1-11. Berjaga-jaga dimaksudkan agar setiap orang
selalu peka terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam hidup. Sebagai
orang-orang percaya hal yang sangat penting adalah kualitas hidup sebab hidup
dan mati menjadi rahasia Allah Sang Pencipta. Karena itu, berjaga-jaga tidak
bisa dibatasi dalam dimensi ruang dan waktu melainkan dilakukan setiap saat
ketika semua orang masih diberikan kesempatan untuk menikmati hidup.
Satu hal
yang perlu digarisbawahi adalah kualitas hidup. Prinsip ini menjadi harga mati
bagi setiap orang, apalagi orang-orang yang mengaku percaya kepada Allah Sang
Pencipta. Jika dasarnya tidak kuat maka orang akan dengan mudah beralih,
bersikap apatis bahkan saling menekan satu dengan yang lain. Klaim-klaim
kebenaran dipengang oleh sekelompok orang untuk menekan dan membujuk orang
lain. Karena itu setiap orang perlu melakukan evaluasi terhadap dirinya.
Bertanyalah sebanyak mungkin! Bertanyalah tentang siapakah Saya? Dan Untuk apa
saya hidup? Pertanyaan ini akan menuntun setiap orang untuk mengenal dirinya
secara mendalam hingga pada akhirnya ia menemukan makna hidup. Ketika makna
hidup telah ditemukan maka hidupnya akan sangat berkualitas. Dengan demikian
jangan biarkan siapapun atau hal apapun menghalangi kualitas hidupmu. Supaya
hal itu tidak terjadi maka berjaga-jagalah dalam segala hal.
Komentar
Posting Komentar