Panggung Kehidupan

Panggung Kehidupan
Kata panggung merupakan tempat untuk mementaskan peran dalam sebuah drama atau kisah. Dapat pula diartikan sebagai tempat untuk mengeskpresikan perasaan atau menyalurkan aspirasi seseorang yang melakoni sebuah peran. Entah peran sebagai tokoh seni, peran dalam berorasi atau berpidato bahkan peran dalam berbagai pekerjaan maupun profesi yang dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari pentingnya peran itu maka dibutuhkan panggung oleh setiap orang yang hendak menyalurkan potensinya.
Panggung tersebut dapat di desain sesuai kebutuhan masing-masing orang atau kelompok yang hendak menyampaikan pikiran atau perasaan. Kemungkinan ada yang mendesain panggungnya secara megah hingga menarik perhatian banyak orang. Atau pun sebaliknya panggung itu di desain secara sederhana dan yang terpenting pesan yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain atau penonton.
Di panggung inilah keunggulan dan kualitas masing-masing tokoh diuji, apakah mampu atau tidak melakoni peran yang telah diberikan? Hal yang sama juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Bilamana masing-masing orang berlomba-lomba untuk membuat panggungnya sendiri. Panggung yang dimaksudkan adalah panggung kehidupan. Ada yang memilih panggung politik untuk mengekspresikan perannya. Ada pula yang memilih panggung ekonomi; wirausaha/wiraswasta, pemuka agama, pengemudi mobil, tukang jahit, pemulung, dll
Inilah sebagian kecil dari panggung kehidupan yang dipakai oleh masing-masing orang untuk mempertontonkan kualitas dirinya. Seiring dengan proses tersebut hadir pula orang-orang yang bertindak sebagai penonton. Orang-orang ini akan memberikan penilaian terhadap setiap tokoh yang telah melakoni perannya. Sudah pasti penilaian itu ada yang bersifat positif maupun negatif.
Terlepas dari penilaian itu, apapun bentuknya yang terpenting adalah orang atau tokoh bertanggung jawab terhadap peran yang diberikan. Pertanyaan sederhana adalah kalau peran yang diberikan seperti sebuah skenario atau sebuah drama, orang melakoninya dengan sungguh-sungguh. Apalagi peran dalam kehidupan sehari-hari, baik keluarga, sekolah, pekerjaan maupun kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Apakah berlaku hal yang sama ataukah sebaliknya?
Pertanyaan seperti ini tentu merupakan sebuah upaya untuk menemukan jawaban dari masing-masing orang terkait peran yang diberikan. Sudah pasti jawaban yang di dengar adalah tergantung maisng-masing orang! Pernyataan seperti ini sah-sah saja. Namun, hal yang mau ditekankan adalah tokoh yang melakoni sebuah peran dan panggung yang disiapkan. Mengapa? Sebab siapa pun tokoh itu selalu muncul sikap yang ingin menonjolkan diri atau mempertontonkan diri sebagai orang yang baik. Hal ini menjadi sebuah keinginan yang ada dalam diri manusia, yaitu ingin dipuji dan disanjung terhadap setiap peran yang dilakoni. Keinginan itu merupakan sesuatu yang wajar. Sebab tidak ada manusia mana pun yang ingin mempermalukan dirinya di hadapan banyak orang bahkan terhadap orang yang memberikan peran.

Pemahaman seperti ini mesti juga berlaku bagi setiap orang beriman. Bilamana masing-masing orang mesti menyadari dirinya sebagai tokoh yang melakoni sebuah peran yang telah diberikan oleh Sang Pemilik Hidup (Allah) di atas panggung yang telah dipilihnya. Tetapi bukan berarti panggung itu menjadi ajang saling menonjolkan diri dan saling menjatuhkan melainkan sebagai media untuk saling melayani sebagai ciptaan Allah.

Komentar

Postingan Populer