Janji Hanya Pemanis Bibir
Janji Hanya Pemanis Bibir
Janji begitu mudah diucapkan
Dan cepat pula dilupakan
Saat jam dinding berputar
Waktu berlalu, janji tak kunjung tiba
Entah ke mana, pergi ke mana
Berkelana di mana-mana
Kembali lagi janji menyapa sepasang kekasih
Mengikat keduanya untuk sehidup semati
Ada yang berhasil bertahan dalam janji
Tetapi adapula yang gagal memegang janji
Janji ya janji
Artinya sangat kabur
Ketika dimanipulasi menjadi pemanis bibir semata bagi sebagian orang yang sarat kepentingan
Janji menjadi pengikat antara kaum penguasa dan kaum tak berdaya
Ya mau bagaimana lagi
Hanya janji yang bisa diucapkan
Di saat jabatan diberikan dengan begitu sakral
Hingga buluh kuduk ikut berdiri
Janji sudah diucapkan
Semua mata tertuju kepada si pengucap janji
Sontak ruangan menjadi saksi bisu
Nyamuk, lalat, dan semut pun ikut mengambil bagian
Tak mau ketinggalan uang pun turut bersama berbagi kebahagiaan
Tawaran kekayaan, kejayaan, dan kekuasaan terus menggoda
Bahkan benar-benar menjadi sahabat perjalanan
Janji sudah terkubur
Terhempas ke dalam lautan api
Menggapai kepentingan sudah menjadi keputusan
Tak ada yang bisa menggugat
Teriakan penuhi janji hanya membuang-buang waktu dan tenaga
Si pengucap janji tak mendengar
Sidia lagi berbulan madu dengan kekasihnya
Jangan diganggu
Jika nekat algojo akan menggigit
Lalu ke mana janji?
Janji apa?
Siapa yang mengucap janji?
Ah, sudahlah!
Janji itu hanya pemanis bibir, saat kepentingan sudah tercapai janji pun dilupakan.
Ambon - Batu Gantung
Senin, 14 September 2020
Jam 09:10
Komentar
Posting Komentar