DESAIN TUHAN
DESAIN TUHAN
Misteri kehidupan tidak ada yang
dapat mengetahuinya, sekalipun seorang ahli yang sangat professional dalam
bidang ilmu pengetahuan bahkan mampu menciptakan teknologi yang sangat canggih,
persoalan kehidupan tidak dapat dijawabnya. Ada ungkapan yang sangat sederhana
yang mungkin tidak lazim lagi, yaitu misteri kehidupan meliputi tiga hal antara
lain, rezeki, jodoh dan kematian. Orang sering mengatakan ketiga hal ini tidak
dapat diprediksi oleh siapapun.
Pertanyaannya benarkan demikian?
Secara harafiah misteri berarti sesuatu yang masih belum jelas atau masih
menjadi teka-teki, masih belum terbuka rahasianya. Kenyataan yang begitu luhur
sehingga secara mendasar melampaui daya tangkap manusia; apapun yang semakin
dapat dimengerti atau dihayati, tetapi tidak pernah ditangkap seluruhnya
sehingga tetap merupakan rahasia yang menyangkut kehadiran atau kegiatan Ilahi.
Dengan begitu, misteri kehidupan yang dimaksudkan di sini adalah cara Allah
medesain kehidupan manusia. Desain memiliki arti yang sama dengan rencana Allah
bagi kehidupan manusia. Allah memiliki
rencana yang berbeda-beda terhadap kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat
dalam cerita tokoh-tokoh Alkitab.
Berikut ini ada beberapa cerita tokoh Alkitab
yang sebagian kisahnya, diangkat sebagai sebuah representatif dari kehidupan
manusia seutuhnya. Misalnya:
Nuh
adalah seseorang yang hidup di
tengah-tengah kehidupan yang dikenal dengan krisis multi dimensional. Kehidupan
yang penuh dengan keruwetan di bidang politik, ekonomi, sosial bahkan
kebobrokkan moral. Di tengah-tengah kehidupan yang sangat krisis itu, Tuhan
mendapatkan Nuh sebagai pribadi yang tetap mempertahankan relasinya dengan
Allah Sang Pencipta. Kehidupan Nuh melalui Kejadian 6:9, mengkisahkan bahwa Nuh
adalah orang yang benar dan tidak bercela. Artinya, dari sisi etika kehidupan
Nuh menggambarkan tindakan yang benar dan jujur sebagai orang yang bergaul
akrab dengan Allah.
Cara hidup Nuh yang seperti
inilah, ia dipakai oleh Allah dalam rencana penyelamatan. Tetapi dalam rencana
penyelamatan itu, ada janji yang harus dilakukan baik antara Allah dan manusia
atau sebaliknya. Dalam cerita Nuh, Allah berjanji akan memberkati keturunannya,
apabila hidup sesuai dengan kehendak Allah. Artinya, Allah memberikan mandat kepada Nuh dan keturunanannya disertai dengan
janji pemeliharaan. Di sini terlihat keharmonisan hubungan Allah dan manusia,
yang mau berjalan di jalan-Nya. Manusia melakukan segala perintah Allah dan
Allah pun akan menjalankan pemeliharaan-Nya atas manusia dengan setia.
Selain Nuh, adapula tokoh Abraham. Ia dipanggil Allah
meninggalkan tempat kelahirannya. Sebagaimana diketahui, tempat tinggal Abraham
yaitu kota Ur. Ur merupakan kota yang tidak mengenal Allah dan penuh dengan
penyembahan berhala. Sebaliknya, Kanaan adalah sebuah daerah yang subur yang
akan menjadi persemaian sebuah bangsa yang berpusat kepada Tuhan. Meski tidak
terlalu luas, tanah Kanaan menjadi titik penting bagi sejarah kehidupan Israel
dan kebangkitan kekristenan. Tanah yang tidak terlalu luas itu diberikan kepada
seseorang yang memiliki karakter tegas dalam mengasihi dan menaati Tuhan. Hal
ini dapat kita baca dalam Kejadian 12. Di sinilah Abraham membangun mezbah bagi
Tuhan dan menjadi simbol perjumpaan Allah dan Abraham.
Dalam cerita Abraham berasal dari
keluarga yang mapan. Ketika keluar beserta keluarganya, yaitu ayah beserta
istrinya tetapi dalam perjalanan ayahnya meninggal. Sehingga Abraham harus
memutuskan sendiri untuk mengikuti perintah Allah untuk pergi ke Kanaan bersama
istrinya. Panggilan Abraham memiliki arti bahwa ia harus meninggalkan kepastian
masa lalu dan menghadapi ketidakpastian masa depan. Abraham benar-benar diperhadapkan
dengan sebuah ujian iman yang besar. Ia diuji apakah ia dapat mempercayai Allah
lebih jauh daripada apa yang dilihatnya. Sebab, ia harus meninggalkan kampung
halamannya pergi ke negeri yang belum jelas kepastian hidup.
Perintah Allah kepada Abraham
disertai dengan janji. Apabila Abraham menuruti perintah-Nya, Allah tidak akan
ingkar untuk menepati janji-Nya. Janji Allah kepada Abraham dapat dilihat dalam
Kejadian 12. Dalam janji itu, iman Abraham diuji, yaitu istrinya yang mandul
sementara ia dijanjikan keturunannya akan dijadikan sebagai bangsa yang besar.
Ketika, Allah memenuhi janjinya dengan memberikan anak kepada Abraham dan Sarai
diusia senja. Imannya kembali diuji dengan mengorbankan anak satu-satunya
kepada Allah. Dengan perintah itu Abraham tidak segan-segan untuk melakukannya.
Akhirnya melalui tokoh Abraham kita dapat belajar tentang iman dan ketaatan
terhadap perintah-perintah Allah.
Begitu pula dengan tokoh Ester. Ester merupakan salah satu gadis-gadis
yang mengikuti kontes ratu kecantikan. Ia bersama pamannya Mordekhai berasal
dari kelompok masyarakat Yahudi buangan yang dikenal sebagai bangsa yang hidup
tercerai-berai dan terasing di antara bangsa-bangsa. Pada masa kepemimpinan
Ahasyweros, mereka adalah kelompok orang-orang yang tertindas dan terbuang.
Mereka ditolak, dipandang hina serta harus menanggung rasa malu. Melalui peristiwa tersebut, ternyata Allah
telah menyediakan rencana penyelamatan umat-Nya melalui Ester dan Mordekhai.
Pada waktu itu, Ester mendapat
simpati dari petugas istana yang bertugas menangani gadis-gadis saat kontes
kecantikan ratu. Upaya Hegai dan ketaatan Ester ternyata membuahkan hasil.
Ester berhasil merebut hati kasih sayang raja hingga dilantik menjadi ratu. Hal
ini dapat dibaca pada Ester 2:17-20. Terpilihnya Ester sebagai ratu tidak
terlepas dari campur tangan Allah. Suatu hari, posisi Ester sebagai ratu
membawa peranan penting dalam kelangsungan hidup bangsa Yahudi. Terlihat bahwa
jabatan Ester sebagai ratu memikul sebuah tanggungjawab yang besar, yaitu
terbongkarnya konspirasi raja Ahasyweros oleh Mordekhai.
Dinamika antara rencana Allah dan
ketaatan umat-Nya ini terarah pada satu tujuan yang jelas, yaitu penyelamatan
umat Allah dari cengkraman musuh-musuhnya. Dalam cerita Ester, Allah memakai
posisi strategis dalam masyarakat untuk melaksanakan rencana dan
pemeliharaan-Nya.
Berdasarkan cerita ketiga tokoh
di atas memberikan gambaran bahwa, ternyata rencana Allah sungguh-sungguh
berbeda dengan rencana manusia. Semua ini merupakan sebuah peristiwa yang
sangat misteri. Pelajaran sederhana yang dapat diambil dari ketiga cerita
tersebut adalah pertama, iman dan ketaatan. Kedua hal ini menjadi unsur
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebab, melalui iman dan ketaatan
menunjukkan sebuah relasi yang sangat intim antara Allah dan manusia. Tanpa
keduanya, kehidupan manusia menjadi kosong
karena hubungan Allah dan manusia menjadi terputus.
Kedua, Allah memakai setiap orang dalam rencana
penyelamatan-Nya tanpa memandang latar belakang kehidupannya. Allah memiliki
kehendak bebas untuk memilih dan menentukan siapapun, di tempat mana pun bahkan
melalui peristiwa apapun.
Ketiga,
di balik rencana Allah yang
sangat misteri, ada janji-Nya yang selalu dipenuhi. Janji yang dimaksudkan di
sini adalah adanya kesepakatan atau ikatan antara Allah dan manusia. Jika
manusia hidup sesuai perintah Allah, maka Allah akan memenuhi janji pemeliharaan-Nya.
Dengan demikian, menjadi sebuah
refleksi penting bagi kehidupan manusia sekarang ini. Konteks kehidupan manusia
sekarang ini tidak jauh berbeda dengan konteks kehidupan yang diceritakan oleh
Alkitab. Kehidupan manusia yang selalu dipenuhi dengan kebobrokan moral,
penyalahgunaan kekuasaan bahkan ketidakmampuan untuk mengendalikan diri sebagai
orang-orang yang mengaku percaya kepada Allah.
Di tengah kehidupan yang
demikian, dapatkah kita menjadi orang-orang yang hidup dalam rencana Allah
seperti ketiga tokoh yang telah diceritakan di atas? Jika manusia menyadari
hidupnya sebagai bagian dari rencana Allah, maka kehidupannya akan dipenuhi
dengan ucapan syukur, sukacita dan kasih.
Komentar
Posting Komentar