Ada Apa dengan Organisasi?

Ada Apa dengan Organisasi?
Ada banyak sekali organisasi yang bermuculan sana sini dengan beragam bentuk. Organisasi-organisasi tersebut antara lain; organisasi pemerintahan, organisasi perusahaan, organisasi agama, organisasi kemasyarakatan maupun organisasi mahasiswa. Apapun bentuknya, organisasi-organisasi ini didirikan dengan tujuan dan maksud yang mulia, yaitu memanusiakan manusia baik secara perorangan maupun berkelompok. Seiring perkembangan zaman organisasi yang bertumbuh dan berkembang selalu ditantang untuk tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi baik internal maupun eksternal.
Nah, organisasi yang dimaksudkan di sini adalah organisasi mahasiswa. Jika ditanya tentang alasan atau tujuan seseorang mengikuti organisasi tentu akan ditemukan jawaban yang sangat beragam. Ada yang mengatakan ingin ‘belajar’, misalnya bersosialisasi dengan orang lain, menyampaikan pendapat saat berdiskusi atau dapat berbicara di depan umum, mengenal karakter banyak orang, melayani banyak orang, mengetahui administrasi, mengembangkan kemimpinan atau mengorganisir banyak orang. Ada pula yang memiliki pendapat ekstrim misalnya, ingin menunjukkan bahwa tidak semua orang yang mengikuti organisasi mengalami kegagalan dalam berstudi. Sebab realita yang terjadi banyak orang yang terlibat aktif dalam organisasi sering mengabaikan tugas utamanya sebagai mahasiswa. Hal lain yang disampaikan juga adalah ingin dikenal oleh banyak orang. Alasan-alasan ini tentu menjadi kekuatan bagi seseorang ketika terlibat aktif dalam sebuah organisasi baik organisasi intra kampus, organisasi ekstra kampus maupun organisasi kampong/pulau.
Alasan-alasan yang telah disebutkan lahir dari cara pandang masing-masing orang tentang organisasi. Misalnya, organisasi dianggap sebagai wadah berhimpun setiap orang yang memiliki tujuan yang sama selain tujuan besar yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Organisasi sebagai alat untuk mengembangkan sumber daya manusia. Sebab organisasi terdiri dari orang-orang yang memiliki hasrat hidup untuk berkembang. Secara umum organisasi merupakan sebuah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian atau orang-orang diperkumpulan untuk tujuan tertentu. Ketika kata organisasi dialihbahasakan menjadi kata kerja aktif, yaitu mengorganisasi berarti memiliki maksud mengatur menyusun bagian-bagian sehingga seluruhnya menjadi satu kesatuan yang teratur. Mengorganisasi juga memiliki arti yang sama sebagai bagian untuk mengelola sumber daya manusia demi mencapai tujuan dari sebuah organisasi didirikan.
Sampai di sini ada sebuah paradoks yang muncul, yaitu tujuan organisasi dan tujuan orang per orang dalam organisasi. Kedua hal ini terkadang saling berlawanan tetapi menjadi sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Pertama, tujuan organisasi adalah kondisi ideal yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi saat didirikan. Tujuan ini menjadi nilai bersama bagi setiap orang yang menjadi bagian dari organisasi tersebut. Kedua, tujuan orang per orang merupakan kondisi atau harapan yang ingin dicapai ketika seseorang telah terlibat dalam organisasi tersebut. Salah satu contoh sederhana, yaitu ketika seseorang berproses ada keinginan untuk menjadi pemimpin/ketua dari organisasi tersebut. Betapa bangganya saat keinginannya terwujud. Sebaliknya, saat keinginannya tidak terpenuhi maka ia cenderung untuk menarik diri dari organisasi itu. Terlebih lagi ia membentuk organisasi baru yang dikenal sebagai organisasi tandingan atau bersikap apatis.
Realita seperti ini telah menjamur di mana-mana. Orang cenderung berpikir tentang dinamika organisasi yang sangat sempit. Seolah-olah organisasi hanya berbicara tentang ‘pemimpin/ketua’. Sehingga ajang pergantian periodisasi kepengurusan sebuah organisasi menjadi ajang untuk saling menjatuhkan bahkan tidak segan-segan untuk mempertontonkan kekuatan dan kelemahan masing-masing pihak-pihak. Situasi demikian sangat memprihatinkan. Orang lupa bahwa sebenarnya menjadi ‘pemimpin/ketua’ merupakan sebuah peran ganda yang diberikan sebagai bentuk kepercayaan karena ia telah menunjukkan keseriusannya untuk mencapai tujuan besar organisasi. (baca tulisan: Siapa itu Pemimpin, Jangan Meminta Peran)
Akhirnya, tidak heran jika organisasi mahasiswa yang berkembang di mana-mana, ada yang sangat mudah dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Organisasi tersebut hanya dipakai sebagai alat untuk meloloskan maksud-maksud jahat dari segelitir orang. Hal ini dapat dilihat dan dirasakan, misalnya organisasi yang didirikan hanya mampu bertahan 2-4 tahun selebihnya hilang secara perlahan-lahan bahkan tinggal nama. Adapula organisasi tersebut hanya dapat dikenal melalui moment-moment tertentu atau organisasi musiman.
Terlepas dari realitas di atas bukan  berarti setiap orang menjadi apatis terhadap organisasi-organisasi yang dibentuk dengan maksud yang mulai. Kondisi itu hanya dipengaruhi oleh sebagian orang yang berpikir sempit tentang organisasi. Sebab, berorganisasi merupakan seni menata hidup. Artinya, setiap orang yang berada dalam sebuah organisasi adalah orang-orang yang memiliki pengalaman, pengetahuan, kultur budaya, prinsip, motivasi dan sebagainya secara berbeda-beda. Bertolak dari hal-hal yang berbeda-beda ini dikelola menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga saling melengkapi.
Selanjutnya, berorganisasi berarti berlatih untuk mengelola sumber daya manusia. Setiap orang yang terlibat dalam organisasi mengalami sebuah transformasi nilai baik untuk diri sendiri maupun untuk organisasi sehingga mampu memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki dalam mengerakkan kinerja dirinya untuk mencapai sebuah karya terbaik. Selain itu pula, sebagai jaminan bahwa orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi dalam posisi apapun memperoleh yang terbaik dari kinerja  mereka. Dengan demikian organisasi merupakan salah satu wadah untuk berlatih mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing orang.




                                                                    

Komentar

Postingan Populer