Kagagalan Bukanlah Akhir Dari Kehidupan

Kegagalan Bukanlah Akhir Dari Kehidupan

Berbicara tentang kegagalan pasti semua orang pernah mengalaminya, baik kegagalan studi, kegagalan hubungan percintaan, kegagalan pernikahan, kegagalan pekerjaan, dll. Terkadang dalam situasi kegagalan membuat setiap orang yang mengalaminya menjadi putus asa dan merasa sepertinya perjalanan hidup telah berakhir. Apalagi ditambah dengan keadaan lingkungan yang membuat keberadaan seseorang menjadi tidak nyaman, misalnya kegagalan tersebut dijadikan sebagai bahan gosip. 
Sikap hidup yang selalu membicarakan kegagalan atau keburukan orang lain sebenarnya membuat kita terlena dan lupa bahwa cerita kegagalan orang lain dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk kita dapat memperbaiki hidup menjadi lebih baik. Artinya, kegagalan orang lain menjadi sebuah pelajaran berharga, agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Kita lebih bisa berhati-hati dalam menjalani hidup. Sebab tidak selamanya kita menjadi orang-orang yang benar dan luput dari berbagai kesalahan melainkan ke mana pun kita melangkah kegagalan dan kesuksesan selalu beriringan. Kita tidak pernah tahu, antara kegagalan dan kesuksesan mana yang ditemui terlebih dahulu. Hal ini tentunya menjadi rahasia dan kehendak Sang Pemberi Hidup. Kita sebagai manusia hanya diberikan akal budi untuk senantiasa berhati-hati dalam mengambil keputusan. Sehingga tidak ada pilihan lain, selain kita harus bersandar dan berharap kepada Allah. Hanya Dialah yang sanggup menuntun hidup kita. Sehingga tidak ada satu hal pun yang dapat kita banggakan. Apapun yang kita miliki hanyalah bersifat sementara. Sama halnya juga dengan kegagalan maupun kesuksesan, keduanya juga bersifat sementara. 
Persoalannya adalah bagaimana cara kita untuk mempertahankan dan menjalani hidup. Sebagai orang Kristen, kita mengakui bahwa hanya Allah sajalah yang menjadi sandaran dan letak kekuatan kita, kepada Dialah, kita menyerahkan hidup sepenuhnya untuk dipimpin, apapun kondisinya. 
Hal ini yang dapat kita pelajari, ketika mengalami kegagalan. Bilamana kegagalan bukanlah akhir dari sebuah kehidupan, melainkan kegagalan melatih kita untuk kuat bertahan ditengah badai dan menjadi langkah awal dari sebuah perjalanan hidup. Kegagalan juga mengajari kita bahwa setiap manusia yang hidup di planet bumi ini tidak ada yang sempurna. Ada saatnya di mana, masing-masing orang mengalami kegagalan dari hidup. Tujuannya adalah membentuk hidup kita menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih mendekatkan diri kepada Allah Sang Pencipta, terlebih lagi dapat menjadikan kita untuk bisa membalut yang terluka dan menjadikannya lebih berharga. 
Memang disadari bahwa keadaan ini bukanlah hal yang mudah untuk dijalani bahkan tidak seindah kata-kata yang dirangkai ini. Tetapi yakinlah bahwa pribadi yang berkarakter kuat adalah pribadi yang dibentuk melalui keadaan yang sulit sampai yang terluka sekali pun.
Ibarat petani jagung yang berkebun. Ia harus dengan bersusah payah membersihkan kebunnya. Tidak memandang panas matahari yang membakar kulitnya, bahkan debu yang bertebaran ke mana-mana, ketika ditiup angin. Kadangkala kulitnya tertusuk kayu atau duri maupun digigit serangga, sampai rasa lapar yang terus mengikat perutnya selalu diabaikan demi mendapat hasil kebun yang memuaskan.
Itulah realita kehidupan yang menggambarkan bahwa sebenarnya tidak ada yang mudah dan gampang dari hidup ini. Semuanya butuh proses dan kerja keras. Jika terjadi kegagalan itu adalah hal biasa, tetapi menjadi sangat luar biasa bangkit dan menata hidup yang lebih baik setelah mengalami kegagalan. 
Hal yang sama juga, ketika kita mengalami kesuksesan. Di saat hidup kita dipenuhi dengan kesuksesan bukanlah menjadi ukuran untuk kita dapat menyombongkan diri dan menganggap orang lain lebih rendah. Namun sebaliknya, menjadi kesempatan untuk kita dapat membantu orang lain. Terlebih khusus orang yang sangat membutuhkan bantuan kita, atau orang yang hidup dalam kesusahan. Sebab kesuksesan yang kita miliki semata-mata bukan hanya berkaitan dengan kerja keras yang kita lakukan, melainkan merupakan anugerah Allah.
Mengapa demikian? Tidak seorang pun yang dapat memilih antara kegagalan dan kesuksesan. Keduanya merupakan rahasia Allah sebagai manusia kita hanya bisa menerka-nerka dengan akal tetapi sangat terbatas untuk disimpulkan. Mungkin hari ini kita bisa menepuk dada karena kesuksesan yang didapatkan dan menganggap orang lain tidak apa-apanya bila dibandingkan dengan kita.  Hal yang perlu diingat adalah tidak selamanya kita terus menepuk dada, melainkan ada saat di mana kita menundukkan kepala karena kegagalan yang terjadi.
Karena itu perlu diingat bahwa kegagalan dan kesuksesan selalu beriringan dan keduanya hanya bersifat sementara tetapi melatih kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan tetap mengandalkan Tuhan serta mampu menolong sesama sebagai wujud turut merasakan penderitaan orang lain.

Komentar

Postingan Populer