Tiket Masa Depan

Bertambahnya usia diibaratkan mendapat sebuah tiket baru untuk melanjutkan perjalanan. Betapa senang dan bangganya kita ketika diberikan tiket itu. Andaikata, saat kita sedang jalan-jalan bersama teman, tiba-tiba kita diberikan tiket oleh orang yang paling kita sayangi. Misalnya orang yang memberikan tiket itu adalah orang tua, pasti kita merasa sangat senang. Apalagi dengan memiliki tiket itu, kita dapat mengunjungi tempat-tempat yang baru, yang sudah lama diimpikan. Hal ini tentunya sangat menarik dan membuat hidup kita menjadi berwarna. 
Sama halnya juga, saat kita diberikan pertambahan usia. Bilamana dengan bertambahnya usia berarti kita diberikan kesempatan untuk menikmati hidup. Kondisi ini menunjukkan bahwa Allah sangat mengasihi kita, sehingga Ia memberikan pertambahan usia. Atau sederhananya disebut sebagai tiket masa depan. Namun, dibalik pemberian tersebut menjadi pertanyaan bagi kita adalah apa yang kita lakukan saat menerima tiket atau pertambahan usia. Apakah kita menerimanya dan menganggapnya sebagai hal yang biasa-biasa saja, dengan anggapan bahwa nantinya kita mendapatkan tiket yang sama juga pada tahun-tahun yang akan datang. Ataukah ini menjadi tiket yang terakhir kita untuk berlayar di dunia ini. Jawabannya, semua adalah rencana Tuhan. Dengan kata lain Tuhan-lah yang memegang kendali atas nafas hidup kita, maka melalui Yesaya 55:8-9 menegaskan kepada kita tentang rencana Allah terhadap manusia memang berbeda dengan rencana manusia sendiri. Sehebat apapun kita tidak dapat menyelami dan mengukur rencana Allah atas hidup kita. Karena itu, sebagai orang Kristen, kita diajarkan untuk memberi diri dipimpin oleh Allah dan menjadi kewajiban kita adalah mengucap syukur senantiasa. 
Ada satu hal yang dapat kita maknai melalui teks Alkitab Yesaya 55:8-9 terkait dengan pertambahan usia adalah hidup kita berada dalam genggaman Allah. Ketika hidup kita berada dalam genggaman Allah, maka sudah pasti seluruh perjalanan hidup kita dikendalikan oleh Allah. Entah kita berada dalam kondisi baik atau buruk diperhitungkan oleh Allah untuk mendapat tiket selanjutnya di tahun-tahun yang akan datang. Dengan demikian, marilah kita belajar untuk selalu berserah kepada Allah sebagai sumber kehidupan itu sendiri.

Komentar

Postingan Populer