Bila Kau Bahagia; Aku Bisa Apa?
Saat Kau Datang Dengan Mulut
Manismu
Kau Mencoba Tuk Merayuku
Kau dan Kau
Mengapa Kau Membiarkan Tiang-Tiang Rumah ini Runtuh Secara Perlahan?
Kau Membalurinya dengan Kotoran yang Menyengat
Bila itu Prestasimu,
Aku Bisa Apa?
Aku Bisa Apa?
Bila Tak Ada Lagi Tiang yang Dapat KuPegang
Semuanya Sirna dalam Sekejab
Ketika Sang Hantu Rimba itu Datang Sebagai Raja
Bertopengkan Suku, Ras dan Agama
Aku Bisa Apa?
Melihat Candaamu, Airmatamu
Atau
Mendengar Teriakkanmu
Menusuk Jantung,
Merobek Hati
Dimanakah Kemanusiaan Yang Kau dan Aku Sanjung Itu?
Dimanakah Kebahagiaan Tempat Kau dan Aku Berbagi Kasih, Memadu Cinta
Kau Membuatku Bertanya dan Terus Bertanya
Pada Siapakah Aku Mengaduh?
Haruskah Pada Penguasa Dunia ini?
Ataukah Pada Sang Pemilik Hidup?
Sejujurnya, Caramu Menyadarkanku
Bila Keadialan, Kejujuran, Kenyamanan dan Kepercayaan Hanyalah Noda Kecil yang Dapat Dihilangkan dengan Pembersih
Lantai
Terhapus Sudah Nilai-Nilai itu, Saat Kau Tak Bisa Menahan Nafsumu
Kau Membalut Hidupmu dan Hidupku dengan Seberkas Ego yang Tak
Berprikemanusiaan
Bila Kau Bahagia, Aku Bisa Apa?
Komentar
Posting Komentar