Memiliki Hati Yang Bersih


Saat kita dilanda berbagai persoalan dalam hidup membuat kita sulit untuk memiliki hati yang bersih. Misalnya, ketika kita dimarahi oleh orang tua atau orang dewasa karena kesalahan yang dilakukan. Atau hal lain yang dilakukan di dunia kerja saat terjadi kesalahan. Sudah pasti respon kita berbeda-beda. Ada yang menerimanya sebagai bahan pembelajaran. Adapula yang menerima sebagai ancaman.
Terkait respon yang diberikan yang sifatnya negatif akan membentuk sebuah pemikiran bahwa orang yang menegur kita adalah orang yang tidak menyukai kita. Jadi kita selalu ditegur. Tetapi sangat sedikit diantara kita yang dapat menerima teguran sebagai bahan pembelajaran. Satu hal yang harus diingat selalu, yaitu tidak selamanya hal-hal buruk yang kita alami dalam hidup mendatangkan malapetaka bagi diri kita. Begitu pula dengan hal-hal yang baik juga tidak selamanya membawa keberuntungan dalam hidup ini.
Sejalan dengan itu ada sebuah pepatah yang mengatakan; ‘Kalau manis jangan cepat ditelan dan kalau pahit jangan cepat dibuang.’ Pepatah seperti ini tentu memiliki makna yang sangat mendalam saat kita memberikan respon terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidup. Tujuannya adalah supaya kita tidak terjebak dalam kedua hal yang saling bertolak belakang itu. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memiliki hati yang bersih.
Mengapa hati? Sebab hati menjadi sentral manusia mengambil sebuah keputusan. Artinya, segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia bermula dari hati. Ketika hati kita dipenuhi dengan hal-hal yang baik maka akan terpancar melalui tindakan. Sebaliknya, ketika hati kita dipenuhi dengan berbagai rancangan kejahatan maka kita akan melakukan berbagai tindakan kejahatan yang dikeluarkan melalui tindakan. Itu berarti dengan pancaindra yang dimiliki manusia, khususnya mata dan telinga yang berfungsi untuk melihat dan mendengar, kemudian otak merekam semua informasi yang diterima selanjutnya dibawa ke hati untuk dilakukan penawaran terhadap setiap informasi yang masuk. Sehingga hasil akhir dapat dikeluarkan melalui tindakan atau kata-kata.
Semua proses ini dapat dilihat dan dirasakan saat kita berinteraksi dengan orang lain. Kita akan dengan mudah untuk melihat kemurnian hati seseorang, yaitu melalui tindakan yang dilakukan atau kata-kata yang diucapkan. Ketika seseorang memiliki hati yang bersih, ia tidak akan tergoda untuk melakukan berbagai bentuk kejahatan yang dapat merugikan dirinya, sesama dan lingkungan sekitar. Begitu pula sebaliknya.

Olehnya itu hati menjadi sesuatu yang ada dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian atau perasaan. Sering kali kita menyebutnya dengan hati nurani. Artinya, perasaan hati yang murni, yang timbul dari dalam atau merasakannya dari lubuk hati yang paling dalam. Orang yang bersih hatinya selalu berkaitan erat dengan apa yang dipercayainya. Kepercayaan itu timbul sebagai akibat dari cara ia membangun relasi dengan Allah Sang Pemberi Hidup. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan pengetahuannya tentang Allah yang dikisahkan dalam Alkitab. Namun, relasi yang memberi dampak pada perubahan moral dari batin yang terungkap dalam  kasih, kesucian hati, hati nurani yang murni dan iman yang terus mengarah kepada Allah Sang Pemberi Hidup.

Komentar

Postingan Populer