Kasih Sayang Tidak Sebatas Nilai Uang


Seringkali kita terjebak dalam pemikiran yang keliru tentang kasih sayang. Ada diantara kita yang memahami kasih sayang orang tua ketika dapat memberikan uang dalam jumlah yang banyak. Begitu pula sebaliknya ada orang tua yang begitu memanjakan anaknya dengan sejumlah uang sebagai bentuk dari kasih sayang mereka. Kasih sayang dianggap  sebagai kebutuhan psikologi yang sangat dibutuhkan setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Pada bagian ini, sudah pasti keluarga menjadi media utama ketika seseorang mengalami dan memahami tentang kasih sayang.
Ada sebuah kisah tentang dua orang kakak-beradik yang berasal dari keluarga yang sederhana. Sang kakak selalu menaruh perhatian kepada adiknya. Ia tidak segan-segan menegur adiknya ketika melakukan kesalahan. Merasa kesal, sang adik mengatakan kepada kakaknya; kalau tidak memberikan aku uang lebih baik berhenti memperhatikanku. Sang kakak pun mengatakan kepada adiknya bahwa ia tidak bisa memberikan uang. Namun, ia berharap semoga adiknya bisa menjadi anak yang baik dan mampu bertahan melewati setiap proses kehidupan.
Bisa dibayangkan betapa sang kakak sangat menyayangi adiknya. Hanya saja sang adik tidak menyadarinya. Kalau tindakan ini diulangi terus-menerus, maka secara tidak langsung kita akan terjebak dengan bentuk-bentuk kasih sayang yang hanya dibatasi dengan pemberian uang atau pemenuhan materi. Saat kita tidak mendapatkan sejumlah uang sebagai bentuk kasih sayang dari orang tua, sanak saudara bahkan sahabat, kita menjadi orang-orang yang mudah marah, kecewa dengan kehadiran mereka. Karena pola pikir kita telah terbentuk dengan tindakan-tindakan keliru. Sehingga dianggap sebagai sebuah kewajiban yang harus dipenuhi.  Akhirnya kita menjadi lupa bahwa sebenarnya uang hanya sebagai alat untuk memenuhi setiap kebutuhan jasmani. Sementara kasih sayang meliputi sebuah ikatan emosional antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Pemaknaan tentang kasih sayang itu seringkali berbeda tergantung cara pandang masing-masing orang. Tetapi pada dasarnya, kasih sayang mendorong seseorang untuk memperlakukan orang lain layaknya manusia. Artinya, melihat orang lain sebagai mahkluk ciptaan atau mahkluk sosial yang saling membutuhkan. Kata “saling membutuhkan” tidak bisa dibatasi dengan uang melainkan upaya untuk saling pengertian, memberikan rasa aman, perlindungan, menegakkan keadilan, nasehat bahkan saling mendoakan. Tindakan-tindakan inilah yang menjadikan seseorang semakin bernilai. Itu berarti kasih sayang tidak bisa dibatasi dengan hubungan-hubungan pertalian darah belaka melainkan dipandang jauh lebih luas melampaui batas-batas kehidupan tadi.
Sebagaimana yang tertulis dalam Zakharia 7:9, yaitu “Beginilah Firman Tuhan semesta alam; laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kasih sayang kepada masing-masing.” Maksud dari hukum yang benar adalah para nabi memiliki kesaksian untuk melakukan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Allah menginginkan pelaksanaan keadilan yang benar. Kemurahan dan belas kasihan yang disebut sebagai bentuk kasih sayang diantara sesama ciptaan semata-mata bertujuan untuk untuk memuliakan Allah sebagai  Sang Pencipta.


Komentar

Postingan Populer