Hidup itu Proses Bukan Kebetulan


Suatu hari aku duduk bercerita dengan salah seorang pengurus organisasi. Ia bercerita tentang berbagai persoalan yang dialaminya dalam organisasi. Baginya tanggung jawab sebagai pengurus sangatlah berat sampai-sampai ia berpikir untuk mengundurkan diri. Sungguh, sebuah ungkapan yang menunjukkan pada tindakan putus asa. Ketika tanggungjawab itu diterima dan dijalankan bahkan merasa tidak ada orang yang memberikan dukungan kepadanya.
Mendengar keluh kesahnya itu, mengingatkanku pada satu hal yaitu cara padang manusia terhadap masalah. Ada yang menganggap masalah itu sebagai penghalang ketika seseorang melakukan sebuah tindakan. Adapula yang menganggap masalah itu sebagai media pembelajaran dan lain sebagainya.
Terkait kedua pandangan ini memberi dampak terhadap respon seseorang dalam menghadapi masalah yang dihadapi. Namun, bagiku masalah merupakan bagian dari proses kehidupan yang harus dijalani oleh setiap manusia. Kita tidak bisa bertumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila kita tidak pernah berjumpa dengan orang-orang yang berbeda prinsip dan cara pandang dengan kita. Selanjutnya, kita tidak bisa menjadi pribadi yang mampu memberikan pendapat dan tampil di depan umum untuk berbicara, jika tidak ada media yang memberikan ruang pembelajaran. Karena itu di mana pun kita berada, apa pun posisi kita maupun tanggung jawab yang sementara dijalani, jadikanlah itu sebagai media untuk kita belajar.
Belajar untuk menjalani hidup sebagai sebuah proses bukan kebetulan. Contoh sederhana, bila kita menjadi seorang pemimpin organisasi harus melalui berbagai tahapan, seperti rekruitmen, pelatihan, dilibatkan dalam berbagai kegiatan organisasi. Setelah itu ada tahap seleksi sampai kita dipercayakan menjadi seorang pemimpin.
Ketika posisi itu kita dapatkan maka tanggungjawab kita adalah menjaganya. Alasannya adalah tidak semua orang mendapatkan kesempatan dan posisi yang sama dengan kita. Dalam hal menjadi seorang pemimpin organisasi. Andaikan pemikiran ini kita pegang sebagai sebuah prinsip dalam menjalani hidup, sudah pasti tidak ada kata menyerah. Tidak ada kata putus asa, saat badai hidup itu datang menerpa. Karena itu, menjadi pribadi yang tangguh adalah pribadi yang mampu menjalani dan melewati setiap proses kehidupan.
Seperti yang diungkapkan dalam Matius 11:29, yaitu “pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku karena Aku lemah-lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapatkan kelegaan.” Bagian dari ayat ini menunjukkan pada sebuah panggilan iman. Bilamana kita belajar patuh kepada Kristus dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya.
Kata ‘Kuk’ merujuk pada sebuah tanggungjawab bukan beban. Saat kita diberikan kuk untuk bekerja maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan rajin. Saat kita diberikan kuk untuk patuh maka belajarlah untuk rendah hati dan sabar. Kalau kita diberikan kuk untuk hidup berbagi dengan orang lain maka harus memelihara persekutuan itu.
Dengan demikian, marilah kita menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab dan berusahalah melewati setiap proses kehidupan, sebab Allah selalu menyertai kita.


Komentar

Postingan Populer